AI Makin Canggih, 5 Profesi Ini Diprediksi Punah pada 2030!

 

ilustrasi Profesi Ini Diprediksi Punah pada 2030 pic EduWithStEAM.com

Jakarta – Perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang semakin pesat tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga ancaman bagi beberapa jenis pekerjaan. Berdasarkan penelitian terbaru dari World Economic Forum (WEF) dan McKinsey Global Institute, setidaknya ada 5 profesi yang diprediksi akan hilang pada tahun 2030 akibat otomatisasi dan AI.

"Kita sedang memasuki era di mana mesin bisa melakukan pekerjaan manusia dengan lebih cepat, akurat, dan murah. Beberapa profesi yang selama ini dianggap aman, ternyata rentan tergantikan," jelas Dr. Andi Wijaya, pakar ekonomi digital dari Universitas Indonesia.

1. Kasir dan Teller Bank

  • Alasan: Sistem pembayaran digital dan mesin self-checkout sudah mulai menggantikan peran kasir. Bank juga mengadopsi chatbot dan layanan digital untuk transaksi sederhana.

  • Fakta: Di Jepang dan AS, 30% gerai retail sudah tidak menggunakan kasir manusia.

2. Operator Telepon/Customer Service

  • Alasan: AI seperti chatbot dan voice assistant (contoh: Google Assistant, Alexa) bisa menangani keluhan pelanggan 24/7 tanpa lelah.

  • Statistik: Menurut Gartner, 85% interaksi customer service akan dikelola AI pada 2030.

3. Pekerja Pabrik (Assembly Line Workers)

  • Alasan: Robot industri semakin canggih dan mampu bekerja tanpa henti. Perusahaan seperti Tesla sudah menggunakan fully automated factories.

  • Dampak: Di China, 12 juta lowongan kerja manufaktur hilang karena robotisasi dalam 5 tahun terakhir.

4. Analis Data Entry & Administrasi

  • Alasan: AI seperti OCR (Optical Character Recognition) dan machine learning bisa mengolah data lebih cepat tanpa human error.

  • Contoh: Software seperti UiPath dan Tableau bisa melakukan analisis data dalam hitungan detik.

5. Supir Taksi/Truk Konvensional

  • Alasan: Mobil otonom (self-driving car) dari Tesla, Waymo, dan perusahaan lain akan mendominasi transportasi.

  • Prediksi: Menurut MIT, 80% angkutan barang akan menggunakan kendaraan otonom pada 2030.


Kata Pakar:

Prof. Rini Setiowati, pakar ketenagakerjaan dari LPEM UI, mengatakan:
"Ini bukan berarti lapangan kerja akan hilang semua, tapi berubah. Pekerja harus beradaptasi dengan meningkatkan skill di bidang yang tidak bisa digantikan AI, seperti kreativitas dan emotional intelligence."


Solusi untuk Pekerja:

✔ Upskill & Reskill: Belajar bidang yang tidak bisa digantikan AI (contoh: programming, AI ethics, kreatif konten).
✔ Beralih ke Profesi Baru: Pertimbangkan karir di green jobs (energi terbarukan) atau care economy (perawat, psikolog).
✔ Manfaatkan AI: Gunakan tools AI seperti ChatGPT atau Midjourney untuk meningkatkan produktivitas, bukan ditakuti.


Cerita Nyata:

Budi, mantan supir taksi, kini beralih menjadi teknisi drone setelah mengikuti pelatihan digital. "Saya sadar mobil tanpa sopir akan datang, jadi saya memutuskan belajar skill baru," katanya.

Post a Comment

[blogger]

EDUdesign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget