ilustrasi LPDP 2026: Beasiswa Tak Lagi Umum, Fokus ke STEM, Energi Bersih, dan AI
Jakarta – Pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akan mengubah skema pemberian beasiswa mulai 2026. Jika sebelumnya beasiswa LPDP mencakup berbagai disiplin ilmu, kini fokusnya akan diprioritaskan pada bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), energi terbarukan, dan kecerdasan buatan (AI).
Perubahan ini dilakukan sebagai respons terhadap tuntutan global di era digital dan transisi energi. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa Indonesia perlu memperkuat sumber daya manusia (SDM) di sektor strategis untuk bersaing di kancah internasional.
"Kita tidak bisa lagi mengandalkan sumber daya alam saja. Dunia bergerak ke teknologi hijau, digitalisasi, dan AI. LPDP harus mendorong lahirnya talenta-talenta unggul di bidang ini," tegasnya dalam konferensi pers, Senin (10/6).
Apa yang Berubah?
Penyesuaian Kuota: Beasiswa untuk STEM, energi bersih, dan AI akan mendapat porsi lebih besar dibandingkan bidang sosial-humaniora.
Syarat Tambahan: Calon penerima diharuskan memiliki proposal penelitian atau rencana studi yang selaras dengan prioritas nasional, seperti pengembangan baterai listrik, komputasi kuantum, atau smart grid.
Kolaborasi dengan Industri: LPDP akan bekerja sama dengan perusahaan teknologi (seperti Google, Tesla, atau startup lokal) untuk memastikan lulusan langsung terserap pasar kerja.
Reaksi Publik
Kebijakan ini menuai pro-kontra. Sebagian mahasiswa menyambut baik karena membuka peluang besar di sektor masa depan. Namun, pelajar di bidang sosial-humaniora khawatir akan kesempatan yang semakin sempit.
"Saya mendukung fokus ke STEM, tapi jangan sampai bidang seperti hukum atau pendidikan terabaikan. Indonesia butuh SDM yang seimbang," kata Devina, mahasiswi Universitas Indonesia.
Apa Dampaknya?
Peluang Karir: Lulusan STEM diprediksi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi, terutama di sektor green energy dan digital economy.
Investasi Asing: Perusahaan teknologi global mungkin akan lebih tertarik berinvestasi di Indonesia jika tersedia tenaga ahli lokal.
Tantangan: Pemerintah perlu memastikan infrastruktur pendidikan (lab, dosen ahli, kurikulum) siap mendukung perubahan ini.
Kata Ahli
Prof. Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi, menilai langkah ini tepat tetapi perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas kampus. "Jangan sampai beasiswa ada, tapi fasilitas riset untuk energi terbarukan atau AI masih minim," ujarnya.
Aksi Selanjutnya
LPDP akan menggelar roadshow ke berbagai kampus untuk mensosialisasikan perubahan ini. Pendaftar beasiswa 2026 disarankan mulai mempelajari data science, rekayasa energi, atau robotika agar lebih kompetitif.
Poin-Poin Kunci:
✔ Perubahan Besar: LPDP tidak lagi mendanai semua bidang secara merata.
✔ Alasan: Menyiapkan SDM untuk revolusi industri 4.0 dan transisi energi.
✔ Pro-Kontra: Bidang non-STEM mungkin terpinggirkan, tetapi peluang di sektor teknologi makin terbuka.
Apa Pendapatmu?
"Setuju dengan fokus STEM atau justru khawatir bidang lain akan tertinggal? Bagikan pandanganmu di kolom komentar!"
Post a Comment